Tahap Produksi dan Pasca Produksi Video Klip

Produksi

Produksi adalah proses pengambilan gambar. Disini semua unsure teknis dan kreatif bergabung dibawah pengawasan kreatif sang sutradara. Seorang sutradara berusaha menerjemahkan bahasa tulisan pada skenario menjadi bahasa visual video. (Javandalasta, 2011:23).

Kameramen membantu  sutradara dalam upaya penerjemahan dari bahasa tulisan ke visual. Sudut pengambilan gambar amat menentukan keberhasilan penyampaian pesan. Begitupun pergerakan kamera dapat membantu menciptakan kesan-kesan tertentu sesuai cerita.

Pasca Produksi

Setelah shooting video dilaksanakan, tahapan berikutnya ialah pasca produksi. Berikut ini sejumlah fungsi dalam tahapan editing video.

  1. Fungsi Editing Video
    Mencangkup capture video, editing dan outputting. Pada capture video, hasil shooting yang masih dalam bentuk tape ditranfer ke dalam bentuk file computer melalui proses cupture video. Diproses editing video inilah dilakukan pemotongan, pemilihan dan penyusunan ulang gambar, agar sesuai dengan tuntutan skenario. Setelah dilengkapi dengan pekerjan sound, animasi, visual efek dan dianggap selesai, proses editing pun diakhiri dengan outputting, yaitu ekspor ke format file tertentu yang diinginkan untuk proses selanjutnya.
  2. Fungsi Sound
    Fungsi sound dapat dirangkap oleh seorang editor video, namun idealnya dilakukan secara tersendiri oleh seorang yang berkompeten di bidang ini. Fungsi sound meliputi sejumlah keperluan : pembuatan musik ilustrasi, pembuatan sound efek, dan sound recording (untuk keperluan dubbing narasi).
  3. Fungsi Image Editing
    Untuk keperluan editing video, sering diperlukan elemen grafis penunjang, misalnya untuk keperluan ilustrasi dan pembuatan judul. Pekerjaan image editing amat mungkin dirangkap oleh seorang editor video.
  4. Fungsi Animasi Dan Visual Efek
    Proyek editing video juga dapat melibatkan pekerjaan animasi dan visual efek. Bagian video yang berupa animasi atau visual efek merupakan klip video berdurasi tertentu yang ditambahkan pada proyek video editing setelah sebelumnya dipersiapkan atau dibuat secara khusus dalam proyek animasi atau visual efek.
  5. Fungsi Distribusi
    Produk video yang telah di buat mungkin selanjutnya akan di distribusikan kepada pemirsa yang merupakan target komunikasi dari produk video tersebut. Setelah proses editing video menghasilkan format file tertentu, file ini kemudian dapat diproses lanjut dalam usaha pembuatan VCD atau DVD agar kelak dapat di distribusikan secara massal.

Pra Produksi Video Klip

Didalam tahap ini adalah tahap dimana kita memasuki tahap sebelum syuting atau produksi. Tahap pertama yaitu tahap dalam pembuatan script breakdown, yaitu dimana berisi tiap adegan dalam skenario tentang segala hal yang dibutuhkan untuk kepeluan syuting. Untuk dapat membuat Script breakdown diperlukan Script Breakdown sheet, yaitu hampir sama seperti Script Breakdown tapi bedanya disetiap adegan diurai dengan waktu yang diperlukan.

Selain Script Breakdown juga diperlukan jadwal syuting yang dikenal dengan nama shooting Schedule yang disusun dari pengelompokannya sejumlah informasi yang terdapat pada Script Breakdown. Pengelompokkan tersebut didasarkan pada lokasi (location or set), diluar (ext.) atau didalam (int.) ruangan, siang (day) atau malam (night), dan banyaknya pemeran (crowd). Jadwal ini digunakan sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat. Setalah menentukan jadwal syuting maka dapat menentukan call sheet, yaitu lembaran yang memuat informasi harian tentang adegan apa yang akan direkam pada hari tersebut.

Setelah pembuatan script Breakdown adalah pembuatan jadwal syuting, call sheet dibuat setelah para pemeran ditentukan. Tahap setelah call sheet adalah reading yaitu duduk bersama-sama dan membaca skenario sesuai porsinya yang dibimbing oleh asisten sutradara yang dimana untuk mengetahui durasi dialog dalam sebuah adegan tersebut. Tahap berikutnya adalah rehearsal yaitu pembelajaran tahap tata gerak, mimik dan ekpresi dari tokoh yang diperankan. Dalam tahap tersebut dipimpin oleh asisten sutradara dengan harapan pada saat syuting semuanya dapat berjalan lancer dan tepat.

Adapun hal-hal yang perlu disiapkan sebelum produksi dimulai adalah, susunan crew antara lain :

Producer

Orang yang memproduksi film, yaitu yang merumuskan sesuatu proyek video, menyusun dan memimpin tim produksi agar proyek tersebut mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Continue reading

Gerakan Kamera (Moving Camera)

Gerakan kamera adalah gerakan untuk menciptakan gambar dinamis dan dramatis, adapun macam-macam gerakan kamera sebagai berikut (Suyanto, 2004 : 219):

Zooming (In/Out)

Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek. Gerakan ini merupakan fasilitas yang di sediakan oleh kamera video, sehingga pengguna hanya mengoperasikannya.

Panning (Left/Right)

Yang dimaksud dengan gerakkan planning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri. Bukan kameranya yang bergerak dari tripodnya yang bergerak sesuai arah yang di inginkan.

Tilting (Up/Down)

Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan kebawah. Masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang dapat memuaskan dan stabil.

Dolly (In/Out)

Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur.hampir sama dengan gerakan  Zooming, tetapi pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.

Follow

Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.

Framing (In/Out)

Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (In) atau keluar (Out) framing shot.

Fading (In/Out)

Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada, disebut fade in. sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan di gantikan gambar baru, disebut fade out.

Crane Shoot

Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan bergerak sendiri bersama cameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek.

Ukuran Gambar (Frame Size)

Extreme Close-Up (ECU)

Extreme Close Up (ECU) merupakan bidikan kamera lebih extreme dari Close Up. Tujuannya, penonton benar-benar tertuju pada wajah. Extreme Close Up ini digunakan apabila expresi wajah atau objek penting secara dramatis, penonton memusatkan perhatian secara extreme pada bagian ini, dan mengesampingkan bagian lainnya (Suyanto, 2004 : 202).

Pengambilan gambar sangat dekat, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek (Andi, 2008 : 33)

Big Close-up (BCU)

Big Close Up (BCU) merupakan bidikan kamera yang lebih tajam dari pada Close Up yang menampilkan kedalaman pandangan mata, ekspresi kebencian pada wajah, emosi, keharuan. Untuk penyutradaraan non drama, BCU adalah tata bahasa yang berlaku untuk produksi talk show dan kuis, terutama untuk menggambarkan reaksi dari penonton yang sedang larut dalam pembicaran. Tanpa kata-kata, tanpa bahasa tubuh, tanpa intonasi, BCU sudah mewujudkan semuanya. BCU dapat juga digunakan untuk objek berupa benda seperti : wayang, batu cincin ataupun makanan (Javandalasta, 2011 : 34).

Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu objek. Berfungsi menonjolkan ekpresi yang di keluarkan oleh objek.

Close-up (CU)

Close Up (CU) adalah bidikan kamera (shot) sangat dekat pada orang atau objek. Tujuannya, penonton tertuju pada wajah. Close Up ini digunakan bila ekpresi wajah atau objek penting secara dramatis dan penonton memusatkan perhatian pada bagian ini serta mengesampingkan bagian lainnya (Suyanto, 2004 : 203) Continue reading

Sudut Pengambilan Gambar

Yang dimaksud sudut pengambilan gambar adalah mengambil objek dengan sudut tertentu sehingga mendapatkan hasil gambar bagus dan unik (Javandalasta, 2011:33).

Bird Eye View

Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain di bawah terlihat kecil. Pengambilan gambar biasannya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.

High Angel

Sudut pengambilan gambar tepat di atas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil dan kerdil.

Low Angel

Pengambilan gambar diambil dari bawah objek dengan sudut pengambilan gambar merupakan kebalikan high angle.

Eye Level

Pengambilan gambar mengambil sudut sejajar dengan objek, yang memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.

Frou Level

Sudut pengambilan gambar diambil sejajar permukaan tempat objek berdiri, seolah olah memperlihatkan objek menjadi besar.

Warna – Unsur Video

Kelompok Warna

Warna merupakan unsur desain yang terbuat dari pigmen. Warna dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok primer, kelompok sekunder dan kelompok tersier (Sanyoto, 2009 : 24).

  1. Warna primer atau warna pokok terdiri atas tiga warna, yaitu warna merah, kuning, dan biru.
  2. Warna sekunder atau kedua adalah warna-warna yang dihasikan dari gabungan warna-warna primer.
  3. Warna tersier atau warna ketiga, yaitu warna yang terjadi akibat pencampuran warna primer dengan warna sekunder atau warna sekunder dengan warna sekunder

Hal Penting dalam Warna

Tiga hal penting yang perlu dipahami dalam mempelajari warna      adalah (Sanyoto, 2009 : 73)

  1. Hue adalah realita warna, rona warna, atau corak warna, yang merupakan sebutan terhadap warna berbagai nama-namanya yang memiliki skala berupa lingkaran warna. Lingkaran warna ini pada umumnya terdiri dari enam warna pelangi dan enam warna intermediate. Perlu dicatat bahwa banyak teori dari para ahli yang membuat lingkaran warna tidak selalu berpedoman pada enam warna pelangi.
  2. Value adalah tonalitas warna, terang-gelap warna, atau derejat ke-terang-an warna, yang memiliki skala value berupa Sembilan tingkatan keabu-abuan. Tingkatan ini dimulai dari hitam, lalu abu-abu tua yang berangsur-angsur menuju abu-abu muda sampai putih. Skala value ini untuk mengukur ke-terang-an warna-warna atau sering disebut light-ness.
  3. Chroma adalah intesitas warna, kekuatan warna, atau murni kotornya warna, yang disebut dengan istilah kecerlangan (brightness) warna dan kesuraman warna karena adanya penyerapan atau peredaman (saturation) warna. Chroma memiliki skala berupa jari-jari dari lingkaran warna menuju ke titik pusat, yang terdiri dari hue murni atau cemerlang berangsur-angsur semakin suram atau kotor karena tercampur oleh hue komplemennya.

Animasi dan Teks – Unsur Video

Animasi

Animasi adalah serangkaian gambar yang bergerak dengan cepat secara berkelanjutan yang memiliki hubungan yang memiliki hubungan antara satu dengan yang lainnya. Ada dua metode animasi, yaitu traditional dan modern. Hingga saat ini animasi traditional masih sering digunakan sementara bersaing dengan yang lebih modern (Adjie dan Yudhistira, 2007:143).

Pemakaian animasi dalam computer telah dimulai dengan ditemukannya software computer yang dapat digunakan dalam berbagai keperluan seperti melakukan ilustrasi di computer, serta membuat perubahan antara gambar satu ke gambar berikutnya sehingga dapat terbentuk satu gabungan yang utuh (Satigi, 2011:7). Continue reading